UPTP Karir UIN SAIZU Purwokerto Mantapkan Kesiapan Lulusan
Lowongan | 16 Juni 2025 08:00 wib
Dalam upaya membekali para calon lulusan
menghadapi tantangan dunia kerja, UPTP Karir UIN Saizu Purwokerto menyelenggarakan
workshop konselor karir bertajuk “Strategi Sukses Interview melalui Latihan Public
Speaking”. Kegiatan ini diadakan selama 2 hari, yaitu pada
tanggal 14–15
Juni 2025 bertempat di Gedung D UIN Saizu Purwokerto.
Kegiatan ini menghadirkan Nirmanisa Ruskin, M.Psi, seorang psikolog dan senior
consultant, serta Alexander Arlie Soembada, senior recruitment consultant.
Hari pertama workshop dipandu oleh
Nirmanisa Ruskin, M.Psi., seorang psikolog dan senior consultant. Ia membuka
sesi dengan paparan mendalam tentang urgensi mempersiapkan diri sedini mungkin
menghadapi dunia kerja, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti
disrupsi teknologi, digitalisasi, hingga semakin ketatnya kompetisi lintas
sektor. Materi yang disampaikan meliputi pembangunan personal branding,
penyesuaian pola pikir karier, dan pemetaan potensi diri sebagai bekal utama
untuk memasuki dunia profesional.
Nirmanisa menekankan bahwa pengalaman semasa
kuliah adalah aset penting bagi calon lulusan. Ia mengajak peserta untuk tidak
sekadar mengejar nilai akademik, melainkan juga aktif dalam organisasi, magang,
program relawan, atau kegiatan kewirausahaan.
“Organisasi, magang, relawan semua itu bukan
sekadar kegiatan tambahan; ia membentuk pola pikir profesional, memperluas
jejaring, dan memoles kepercayaan diri. Dunia kerja hari ini tidak hanya
melihat IPK, tetapi bagaimana kita membangun diri secara utuh,” ungkap
Nirmanisa.
Pada sesi selanjutnya, Nirmanisa membuka ruang
diskusi interaktif dengan meminta para peserta untuk mengungkapkan tantangan
dan hambatan yang sekiranya akan mereka hadapi saat mencari pekerjaan,
khususnya yang relevan dengan bidang studi mereka. Beragam isu mencuat dalam
forum tersebut, mulai dari banyaknya persaingan antar lulusan dari jurusan yang
sama, minimnya informasi tentang lowongan kerja yang tepat sasaran, hingga
ancaman teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) yang mulai menggantikan peran
manusia di beberapa sektor pekerjaan.
Menanggapi itu, Nirmanisa memberi motivasi dan
solusi konkret, seperti pentingnya membangun keunggulan kompetitif melalui
sertifikasi tambahan, soft skill yang kuat, serta kemampuan adaptasi yang
tinggi. Ia juga menekankan pentingnya membangun jaringan (networking),
keterampilan komunikasi, dan fleksibilitas dalam menerima peluang lintas bidang
yang tetap relevan dengan potensi diri.
“Jangan terpaku hanya pada satu jalur karier.
Kadang rejeki kita datang dari peluang yang tidak terduga. Yang penting, kita
siap, terbuka, dan terus belajar,” tegasnya memberi semangat.
Sesi dilanjutkan dengan praktik membuat cv di
mana peserta diminta membawa dan menampilkan CV mereka untuk mendapatkan
evaluasi langsung dari narasumber. Nirmanisa membimbing secara rinci mulai dari
struktur, gaya bahasa, isi, hingga bagaimana menonjolkan pencapaian dan
pengalaman. Ini menjadi salah satu sesi paling menarik karena peserta tidak
hanya mendapatkan teori, tetapi umpan balik langsung dari praktisi
berpengalaman, yang sangat bermanfaat untuk memperbaiki dokumen lamaran kerja
mereka secara konkret.
Hari kedua kegiatan dibuka oleh Alexander Arlie
Soembada, Senior Consultant Recruitment, yang memberikan gambaran umum tentang
tahapan proses seleksi di perusahaan, mulai dari seleksi administrasi hingga
wawancara akhir. Dalam penyampaiannya, Alexander menyoroti fenomena maraknya
konten tutorial tips wawancara di media sosial yang justru bisa menjadi
bumerang. “Tips wawancara memang banyak beredar, tapi jika dilakukan terlalu
kaku atau meniru mentah-mentah, itu justru membuat proses interview terasa tidak
natural. HR saat ini mencari kandidat yang otentik, bukan yang sekadar
menghafal skrip,” ujarnya.
Sesi kemudian dilanjutkan oleh Nirmanisa Ruskin,
M.Psi., yang membahas motivasi bagi fresh graduate serta strategi komunikasi
efektif dalam wawancara kerja. Ia menjelaskan bahwa saat ini wawancara
dilakukan tidak hanya secara tatap muka (offline), tetapi juga secara daring
(online), seperti melalui Zoom atau Google Meet. Keduanya memiliki tantangan
dan pendekatan yang berbeda. Dalam wawancara offline, penting untuk menjaga
bahasa tubuh, kontak mata, dan kesan percaya diri, sedangkan wawancara online
menuntut kesiapan teknis seperti pencahayaan, suara, kestabilan jaringan, serta
tetap mampu menampilkan ekspresi dan respons yang baik di depan kamera.
Menariknya, Nirmanisa juga memperkenalkan dan
melatih peserta menggunakan teknik STAR
(Situation, Task, Action, Result), sebuah metode menjawab pertanyaan interview
berbasis pengalaman nyata. Teknik ini membantu peserta menyusun jawaban yang
lebih runtut, jelas, dan berbobot ketika menjelaskan pengalaman atau pencapaian
mereka.
Bagian yang paling menarik dari hari kedua ini
adalah praktik langsung wawancara yang dilakukan oleh peserta. Mereka menjalani
simulasi interview dengan skenario yang mendekati situasi nyata, baik secara
langsung maupun melalui simulasi daring. Peserta kemudian mendapat masukan
langsung dari pemateri, baik dari sisi konten jawaban, bahasa tubuh, intonasi,
maupun sikap profesional. Latihan ini menjadi pengalaman berharga karena
memberikan pemahaman praktis sekaligus membangun kepercayaan diri untuk
menghadapi proses rekrutmen di dunia kerja yang sesungguhnya.
Kepala UPTP Karir, Aris Nurohman, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk
nyata dukungan kampus dalam membantu mahasiswa menghadapi tantangan
pasca-kelulusan. Workshop ini diharapkan mampu meningkatkan kesiapan mental dan kompetensi komunikasi lulusan UIN Saizu
agar mampu bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Dengan pendekatan yang aplikatif dan penuh
interaksi, kegiatan ini tidak hanya
bermanfaat secara teoritis, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang langsung dirasakan
oleh peserta. UPTP Karir berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan
serupa sebagai bagian dari upaya sistematis mendukung karir mahasiswa dan
alumni UIN Saizu.